Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Efforts TIA to Prevent Dengue Fever
10 Jan

(Only in Bahasa)

Musim hujan, pergantian musim dan kondisi perubahan iklim yang tidak menentu menjadi salah satu faktor rawan kehadiran berbagai jenis penyakit. Salah satunya, dengan akibat yang cukup parah, adalah demam berdarah, atau juga dikenal dengan nama panjang Demam Berdarah Dengue (DBD), yang memberikan efek rasa sakit serta melemahkan tubuh. Oleh karen itu, demam berdarah dikenal juga sebagai “demam sendi” (break bone fever). 

Demam berdarah disebarkan/ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah terinfeksi virus dengue dan akibatnya bisa sangat fatal. Setelah tergigit Aedes aegypti yang sudah terinfeksi dengue, butuh waktu antara empat sampai sepuluh hari hingga gejala-gejala bisa terlihat. Gejala-gejala yang paling umum adalah:
 Demam tinggi.
 Sakit kepala berat.
 Rasa nyeri di bagian belakang mata.
 Mual-mual.
 Muntah-muntah.
 Pembengkakan kelenjar.
 Nyeri sendi dan otot.
 Ruam (dalam beberapa kasus yang ditemui)

Gejala terparah dari demam berdarah adalah syndrom demam itu sendiri, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah, dan rendahnya tingkat trombosit darah ( menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue (dengue shock syndrom), yang menyebabkan tekanan darah rendah dan tentu berbahaya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Sungai Loban, angka kejadian penyakit demam berdarah di Kecamatan Sungai Loban pada periode Januari-Februari 2016 cukup tinggi dengan jumlah 30 kasus DBD di sepuluh desa antara lain: Sari Mulya, Marga Mulya, Wanasari, Damar Indah, Sari Mulya Blok G, Sari Mulya Blok B1, Kertabuana, Sebamban Lama dan Trimartani. 

Menyikapi hal terseebut, PT Tunas Inti Abadi bekerja sama dengan PT Cipta Kridatama dan Puskesmas Kecamatan Sungai Loban melakukan kegiatan fogging sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD. Diperlukan kepedulian dan peran serta aktif masyarakat untuk bergotong-royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD, melalui kegiatan pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, karena saat ini telah memasuki musim penghujan. Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu: 
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain; 
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya; dan 
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti: 
1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3. Menggunakan kelambu saat tidur;
4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.