Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

TIA Apply Forestry Research
24 Aug

(Only in Bahasa) Tunas Inti Abadi (TIA) menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (Puslitbang HH) Kementerian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi Puslitbang HH pada 9 Desember 2016 lalu di Bogor, Jawa Barat. Kerjasama ini nantinya akan diterapkankan di lokasi operasional TIA di Sebamban, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Kerjasama ini, menurut Kepala Teknik Tambang TIA Hari Sutikno, sangat bermanfaat dalam operasional TIA, baik saat ini maupun sampai tahap pasca tambang. Pada tahap awal, TIA dan Puslitbang HH akan mengaplikasikan lima hal dari hasil para peneliti di KLHK. 
“Pertama, kita akan memanfaatkan biomass acacia mangium sebagai bahan baku arang, arang kompos dan asap cair untuk persemaian dan pengendalian hama penyakit. Selanjutnya, akan diaplikasikan biochar pada reklamasi lahan dan void di area lahan bekas tambang. Yang ketiga, Pemanfaatan tanin dari kulit kayu akasia untuk bahan pewarna batik. Kita juga akan memanfaatkan dan mengembangkan nipah menjadi bio-etanol. Terakhir, yang tidak kalah penting adalah, TIA dan Puslitbang HH akan melakukan manajemen habitat bekantan agar hewan langka ini lebih terlindungi,” jelas Hari di depan para peneliti kehutanan.
Hari menambahkan, kerjasama ini bukanlah sesuatu yang baru bagi TIA. Sebelumnya, TIA telah menandatangi nota kesepahaman dengan Puslitbang HH terkait kerjasama penelitian, penerapan, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian pada 21 Oktober 2015 lalu. Kerjasama kali ini merupakan tidak lanjut dari keseriusan TIA dalam mengelola lingkungan tambang.
Kepala Puslitbang HH Dwi Sudharto mengungkapkan, TIA adalah perusahaan tambang pertama di Indonesia yang melakukan kerjasama seperti ini. Ini merupakan bentuk keseriusan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan tambang dengan baik.
“Kita patut salut dan bangga dengan TIA yang serius mengelola lingkungan tambang sampai pada tahap pasca tambang. Kerjasama ini buktinya. Semoga ke depan, semakin banyak tambang di Indonesia seperti TIA. Pemerintah, melalui kami, akan dengan senang hati membantu upaya TIA di lapangan. Kami akan memngirimkan ahli yang terbaik agar kerjasama ini sukses dan berkembang. Kami juga senang, karena biasanya para peneliti hanya sekedar meneliti dan melakukan inovasi, tapi tidak diimplementasikan. Sangat disayangkan. Kita bersyukur TIA mau meingplementasikannya di lapangan,” sambut Dwi yang terus mengampanyekan pemanfaatan penelitian ke berbagai perusahaan.
Senada dengan Dwi, Kepala Badan Litbang dan Inovasi Henry Bastaman yang hadi menyaksikan penandatanganan ini menambahkan, poin penting dari kerjasama ini adalah eksploitasi sumber daya alam tidak selamanya bertentangan dengan keberlanjutan. Mindset ini yang harus dikedepankan.
“Ekploitasi dan sutainability harus berjalan beriringan, berdampaingan dan saling mendukung satu sama lain. Sekarang bukan lagi masanya menjaga lingkungan harus dengan tidak mengganggu lingkungan. Manajemen lingkungan yang baik adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya alam kita untuk kesejahteraan dan menatanya menjadi lebih baik lagi,” ungkap Henry.
Henry berharap, TIA yang merupakan perusahaan tambang pertama mengimplementasikan hasil penelitian hasil hutan, tidak menjadi perusahaan terakhir. TIA diharapkan dapat mengampanyekan ini ke komunitas tambang lainnya di Indonesia. Sehingga ke depan, setiap tambang yang telah selesai dimanfaatkan dapat ditata kondisi lingkungannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.