Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Graduate Profile, Basic Curriculum Determination
13 Sep

(Only in Bahasa) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) mengadakan workshop pengembangan kurikulum pada 20-21 Mei 2017 lalu di Hotel City, Tasikmalaya. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan Umtas ini bertujuan untuk menghasilkan kurikulum yang berbasis kompetensi dan dibutuhkan oleh dunia industri dan juga lainnya.

Dalam penyusunan ataupun evalusi kurikulum yang telah ada, perguruan tinggi harus terlebih dahulu menganalisa kebutuhan pasar atau pemangku kepentingan lainnya, lulusan seperti apa yang dibutuhkan oleh mereka? Ini menjadi bagian penting dan pertama dilakukan agar kurikulum yang tersusun nantinya dapat bermanfaat bagi mahasiswa.
Guna membuat profil lulusan, Umtas mengundang Reswara Minergi Hartama (Reswara) dalam kegiatan evaluasi kurikulum perkuliahan, khususnya untuk merancang profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau pemangku kepentingan.
Umtas yang memiliki 4 jurusan Teknik, yaitu Teknik Mesin, Teknik Lingkungan, Teknik Pertambangan dan Teknik Elektro menyerap berbagai informasi dari para pelaku industri, termasuk Reswara terkait sarjana atau lulusan seperti apa yang dibutuhkan oleh Perusahaan. Kompetensi apa yang dibutuhkan, berapa nilai minimal, usia minimal, cara menyeleksi guna menjadi karyawan, kemampuan pendukung apa yang harus dimiliki, pengaruh tempat kuliah terhadap seleksi, sampai kemungkinan universitas baru seperti Umtas terserap oleh pasar merupakan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang muncul.
Berbagai jawaban dari bermacam narasumber kemudian dirumuskan menjadi capaian pembelajaran lulusan. Berbekal ini, Universitas kemudian merancang dan merumuskan mata kuliah yang sesuai guna memenuhi berbagai kebutuhan tadi. Setelah selesai, dengan berbagai kajian yang mendalam, kumpulan mata kuliah dan kegiatan lainnya, menjadi kurikulum  yang kemudian harus diajlankan mahasiswa.
“Tantangan kami adalah, kami merupakan Universitas baru yang belum memiliki alumni. Oleh karna itu, kami mengundang berbagai pihak, baik akademisi dan juga pelaku industri, guna merumuskan yang terbaik buat mahasiswa kami. Selain itu, kami juga konsern bagaimana mahasiswa kami terserap di pasar dengan persaingan yang begitu ketat saat ini, khususnya dengan Perguruan Tinggi yang sudah terkenal,” ungkap Gugun Gundara selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
Sebenarnya Umtas bukanlah lembaga pendidikan baru. Ia bermula dari Sekolah Perawatan Kesehatan yang berdiri pada 1983. Pada 1999, ia resmi menjadi Akademi Keperawatan. Masih tetap berfokus pada bidang pendidikan kesehatan, pada 2002 ia berkembang menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Baru pada 2014 lalu, Umtas secara definitif berdiri sebagai Universitas dengan berbagai bidang studi. 
Meski baru dan belum memiliki alumni, Umtas terus berupaya memperbaiki diri, salah satunya dengan mengevalusi kurikulum yang telah ada. Workshop yang bertujuan menjaring berbagai masukan, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Tasikmalaya. Masukan ini juga menjadi tantangan bagi civitas akademika dalam meningkatkan kemampuan mereka agar dapat menciptakan lulusan yang terbaik.