• in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Mifa Terapkan Aplikasi Hazob

13 Sep

Bagi masyarakat atau profesional yang berada di dunia industri, baik migas, manufaktur, pertambangan, perkebunan dan lainnya, pada umumnya sudah sangat familiar dengan isitilah hazard observation atau dikenal dengan sebutan Hazob. Hazob yang merupakan bagian penting dari sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah upaya mencegah terjadinya insiden dan kecelakaan kerja (accident).
Pelaporan tanda atau indikasi bahaya atau Hazob ini biasanya dilaporkan oleh siapapun yang melihatnya (observer) melalui sebuah formulir yang disebut Hazard Observation Form. Formulir ini dirancang sedemikian rupa agar memuat semua informasi awal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti secara langsung, maupun melalui proses lanjut. 
Guna mencegah sesuatu yang tidak diinginkan dan dapat berdampak bagi keselamatan setiap orang, baik karyawan ataupun pemangku kepentingan lainnya, Hazob ditulis dan dilaporkan secepat mungkin oleh observer kepada penanggung jawab area, agar dapat segera ditindak lanjuti atau diperbaiki sehingga tidak menimbulkan kecelakaan. Secara garis besar, formulir Hazob berisikan tentang deskripsi temuan kondisi dan tindakan tidak aman.
Bagi mereka yang belum menjadikan K3 sebagai budaya dalam kesehariannya, sering menyepelekan hal ini. Sesuatu yang sering terjadi, dianggap hal yang biasa meskipun berpotensi bahaya atau celaka. Sebenarnya, “Seberapa pentingkah kondisi & tindakan tidak aman harus segera ditindak lanjuti? ” 
Berdasarkan teori domino, menekan tingginya kondisi dan tindakan tidak aman adalah langkah awal dan langkah yang paling efektif untuk mencegah kerugian akibat kecelakaan. Adapun pada teori lainnya yaitu teori piramida dijelaskan, kemungkinan terjadinya fatality atau kematian akibat kerja disebabkan karena banyaknya kondisi ataupun tindakan tidak aman yang tidak ditindak lanjuti atau segera di perbaiki.
Melihat pentingnya upaya menjaga aset perusahaan, terutama para karyawannya, dan selain pemenuhan dalam stiap regulasi yang ada, Mifa Bersaudara (Mifa) terus berupaya menjadikan K3 sebagai budaya. Salah satu langkah yang diambil yaitu dengan program yang dikenal dengan Safety Accountabilty Program (SAP). Semua karyawan Mifa dan Kontraktor diwajibkan mengikuti program ini. Dengan program ini, setiap karyawan diwajibkan melakukan observasi area kerja dan melaporkan semua temuan terkait kondisi dan tindakan tidak aman. Jumlah minimal temuan adalah 16 laporan setiap bulannya.
“Ini sangat mungkin terpenuhi. Karena dalam berbagai aktifitas operasional seharai-hari, di manapun, apakah dilapangan atau di kantor, potensi bahaya pasti ada. Dan tugas setiap orang untuk dapat melihat, melaporkan dan bahkan memerbaiki kondisi itu secara langsung, on the spot, saat itu juga,” ungkap Kepala Teknik Tambang Mifa Adi Risfandi.
Seiring dengan mulai terbiasanya karyawan mengisi Hazob form, muncul tantangan baru lagi, yaitu bagaimana mendokumentasikan dan menindaklanjutinya secara cepat dan tepat. Evaluasi dan inovasi terus dilakukan agar Hazob form ini efektif dan tidak sekadar menunaikan kewajiban. Laporan HAZOB secara konvensional (manual) menggunakan formulir hard copy dirasa kurang efisien, baik itu secara biaya (cost), keselamatan (safety) dan pengiriman (delivery). 
Setiap bulannya, minimal ada 3.000 data pelaporan bahaya yang harus di data, dibuatkan statistik serta didistribusikan sesegera mungkin ke pihak penanggung jawab agar dapat dilakukan perbaikan. Ini haruslah cepat agar potensi yang dilaporkan tidak menjadi bahaya yang sesungguhnya terjadi. Distribusi sebanyak 3.000 laporan itu sangatlah tidak mudah. Dibutuhkan Wwktu yang lama dan beberapa karyawan handal yang tugasnya fokus pada laporan tersebut. Karyawan ini harus mulai dari mendata, menyusun statistik dan mengirimkannya ke pihak penanggung jawab.
Laporan HAZOB akan menjadi sia–sia jika hanya dijalankan sebatas pada penulisan temuan bahaya semata, tanpa adanya sebuah aksi ataupun tindak lanjut. Tantangan inilah yang memicu dan memacu tim Technical Service and Engineering serta Health, Safety and Environment Department untuk mencari cara yang efektif dan efisian guna menjadikan Hazob dapat berfungsi secara ideal, terutama guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, sistem aplikasi dalam jaringan (daring) atau online dianggap merupakan solusi yang paling tepat. Sebuah aplikasi teknologi untuk Hazob pun dirancang. Tujuannya sederhana,  Hazob dapat langsung masuk ke dalam sistem dan diteruskan kepada penanggung jawab, saat itu juga atau real time. 
Adanya aplikasi daring ini, selain menyingkat waktu tidak lanjut, juga dapat menghemat waktu pendataan, pengetikan, dan pengelompokan serta Hazob terdokumentasikan dengan baik. Selain itu, aplikasi ini dapat menghilangkan pemakaian kertas yang pada akhirnya selain menekan biaya juga dapat memerpanjang umur pohon. Ini sangat sesuai bagi Mifa yang terus membudayakan “Menambang dengan kepedulian alam”.
Cara menggunakan aplikasi ini sangatlah mudah. Sayaratnya, selain memiliki telepon seluler berbasis android, posel terkoneksi dengan jaringan internet. Lalu setiap orang dapat mengunduh perogram ini dan meng-install-nya. Selanjutnya, jika karyawan melihat adanya kondisi tidak aman, tinggal buka aplikasi, masukkan data yang diperlukan, lalu kirim atau simpan. Sangat mudah.