• in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

Media

Reswara is looking for a new mine
31 Oct

(Only in Bahasa) JAKARTA. PT Reswara Minergi Hartama, tengah mengincar beberapa perusahaan tambang batubara. Manajemen perusahaan ini menargetkan paling tidak pada akhir tahun ini sudah bisa membukukan satu perusahaan tambang batubara baru sebagai portofolio baru bisnis tambang mereka.

Perusahaan tambang yang kini tengah masuk tahapan reviu untuk mereka akuisisi jumlahnya sekitar lima hingga enam perusahaan. Adapun lokasi tambang yang hendak diakuisisi ini berada di Kalimantan. "Ada yang lokasinya berdekatan dengan tambang kami yakni PT Tunas Inti Abadi," kata Direktur Utama Reswara Minergi Hartama, Irfan Setiaputra dalam bincang-bincang dengan Jurnalis, Selasa (6/6) di Jakarta. 

Irfan yang baru menjabat Direktur Utama Reswara pada awal Mei 2017 ini masih enggan memberikan perincian nama-nama perusahaan yang tengah mereka incar. Hanya saja ia memberikan ancar-ancar, dari perusahaan tersebut musti sudah beroperasi atau berproduksi. Selain itu sudah memiliki infrastruktur tambang yang memadai. "Kami masih melihat-lihat tambang yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, kami targetkan akhir tahun ini sudah bisa masuk ke pembukuan kami," kata Irfan.

Syarat lain tambang yang akan dicaplok oleh anak usaha PT ABM Investama Tbk., ini adalah musti memiliki cadangan batubara minimal selama tujuh tahun ke depan. Artinya dengan kapasitas produksi sekitar tiga ratusan ribu ton per bulan, maka cadangan batubara yang diharapkan dari tambang tersebut minimal sebesar 25 jutaan ton. "Kami tidak mau yang masih green field, karena butuh waktu tiga tahunan untuk bisa produksi, dan investasinya gede," tegasnya.

Soal pendanaan akusisi tambang baru ini, Irfan masih enggan memperinci berapa besar dana yang tengah mereka persiapkan. Namun, yang jelas dana investasi tidak akan mereka keluarkan dari kas internal Reswara, sebab aksi korporasi ini akan menjadi aksi dari perusahaan induk. Hanya saja Irfan belum memberikan perincian apakah perusahaan induk yang ia maksud ini PT ABM Investama Tbk atau langsung dari Grup Trakindo.

Menjajal pasar baru
Sembari mencari tambahan lahan tambang baru, Manajemen Reswara saat ini juga berupaya mencari pelanggan baru, terutama dari luar negeri. Saat ini tim Reswara tengah menjajaki penjualan ke beberapa pembeli di China maupun Thailand. Hanya saja berapa besar prospek tambahan penjualan ke luar negeri ini belum bisa tergambar dalam waktu dekat. Saat ini Reswara telah memiliki beberapa pembeli di luar negeri, seperti dari India dan China.

Sementara di pasar dalam negeri Reswara berharap bakal mendapat orderan baru dari pembangkit listrik milik PT PLN. Perusahaan ini mengharapkan kontrak dari salah satu perusahaan saudara di Grup Trakindo yakni Sewatama yang ikut konsorsium mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan, Nagroe Aceh Darussalam, II dan IV. "Mudah-mudahan bisa kita dapatkan kontraknya, kalau dapet PLTU itu ditargetkan beroperasi pada 2021," katanya.

Sebagai gambaran, dalam laporan keuangan publikasi PT ABM Investasama Tbk tergambar sepanjang kuartal I-2017 Reswara membukukan penjualan sebesar Rp 66,72 miliar, atau sekitar 40% dari total pendapatan ABM Investama Tbk yang mencapai Rp 169 miliar pada periode tersebut. Sementara dari sisi laba tahun berjalan, pada kuartal I-2017 Resewara mencatatkan Rp 10,226 miliar atau sekitar 77% dari total laba tahun berjalan PT ABM Investama Tbk, yang mencapai Rp 13,19 miliar.

Sumber: Kontan