Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Potential Resources of TIA Mine Closure
10 Jan

(Only in Bahasa)

Puluhan “Nemo” menari riang di sela-sela terumbu karang. Mereka tampak tidak terusik oleh para peneliti terumbu karang dari Universitas Lambung Mangkurat yang sedang melaksanakan aktifitasnya. Nemo yang merupakan jenis ikan badut atau ikan giru tidak lagi asing di pantai seputaran pelabuhan PT Tunas Inti Abadi (TIA).


Terumbu karang, yang merupakan rumah dari berbagai jenis ikan, adalah potensi alam yang dimiliki Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Potensi ini belum banyak diketahui oleh publik secara nasional maupun Internasional. Namun ia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan terumbu karang lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Terumbu karang Kalsel tersebar di pesisir Selatan dan Timur daratan Pulau Kalimantan serta di pulau-pulau kecil dalam wilayah Kotabaru dan Tanah Bumbu.

Kabupaten Tanah Bumbu sendiri, memiliki garis pantai sepanjang 158,7 km dengan luasan terumbu karang kurang lebih 330 Ha. "Kepedulian TIA tidak hanya ditujukan pada kawasan daratan yang merupakan lokasi pertambangan, tetapi juga terhadap kawasan perairan laut yang menjadi wadah bagi berlalu-lalangnya tongkang pengangkut batu bara. Sejak Desember 2010, TIA telah memulai dan melakukan berbagai upaya konservasi ekosistem bawah laut seperti melakukan transplantasi terumbu karang di sekitar pelabuhan. Transplantasi ditujukan untuk mengganti terumbu karang yang telah mati sekaligus menambah luasan daerah terumbu karang yang telah ada,” ungkap Pakar terumbu karang Unlam Suhaili pada 13 Januari 2016 lalu.  


TIA melakukan transplantasi terumbu karang untuk pertama kalinya di 2011. Lokasi pertamanya adalah terumbu karang Bajangan Atak. Kemudian dilanjutkan ke gugus karang Batu Anjir dan rencananya pada 2016, TIA kembali melakukan transplantasi di  terumbu karang Bajangan Atak dan Bajangan Sebamban. 


Upaya TIA yang didukung para aktifis dari Unlam tidak sia-sia. Hasil transplantasi pada 2011 dan 2013 sangat mengejutkan. Fragmen karang yang ditanam dengan panjang +5 cm tumbuh menjadi +14 cm pada bulan keenam, dan menjadi 25,6 cm pada bulan ke-12. Mulai bulan ke-6 kawasan tranplantasi sudah menjadi “tempat tinggal” ikan konsumsi maupun ikan hias.


Berkat pemeliharaan yang dilakukan oleh TIA, terumbu karang Bajangan Atak, Bajangan Sebamban dan Batu Anjir dapat memertahankan fungsi ekologis sebagai tempat hidup berbagai flora dan fauna simbiosis seperti Tridacna squamosa, Trochus niloticus, Cassis cornuta, Charonia tritonis, Nautilus pompilius, Turbo marmoratus serta penyu sisik (Eretmochelys imbricate) dan penyu hijau (Chelonia mydas).

Tidak hanya itu, fungsi ekonomis sebagai penghasil ikan konsumsi juga telah terbukti dengan banyaknya ikan yang berumah di daerah tersebut.

“Saya mengamati terumbu karang di Kalsel sejak 1995. Saya berharap perusahaan lainnya di berbagai wilayah di Kalsel melakukan hal yang sama. Sehingga terumbu karang Kalsel tidak hanya tinggal nama. Terumbu karang juga dapat menjadi potensi wisata dan juga pusat penelitian bahari kita seperti di Pantai Angsana atau daerah lainnya di Indonesia” tambah Suhaili yang sedang menyelesaikan program Doktoralnya di bidang perikanan.

TIA selaku perusahaan tambang batubara yang memiliki IUP Produksi tidak hanya menjaga kelestarian alam bawah laut. Berbagai langkah dilakukan guna menjaga dan melestarikan alam di daerah operasionalnya. Langkah nyata TIA adalah dengan telah direklamasinya area bekas tambang batubara. Hutan yang dulunya digali dan dikelola sebagai kawasan tambang batubara telah kembali tumbuh dan menjadi hutan dengan berbagai jenis tanaman.

“PT. Tunas Inti Abadi telah dan terus melakukan pengelolaan lingkungan di lokasi bekas tambang yang sudah selesai dilakukan penambangan. Perusahaan melakukan penataan dan selanjutnya dilakukan reklamasi dengan melakukan penanaman jenis cover crops, penanaman pohon cepat  tumbuh dan penanaman pohon lokal asli Kalimantan berupa pohon meranti, pohon ulin dan pohon gaharu,” jelas Kepala Dinas Pertambangan Propinsi Kalimantan Selatan Kustono Widodo.

Ke depan diharapkan, berbagai potensi yang dimiliki daerah tetap terjaga dan terus berkembang. TIA dengan berbagai program lingkungannya dapat menyiptakan kawasan wisata dan juga penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi generasi yang akan datang.