• in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

Media

Tourism, Potential of the Future of South Kalimantan
30 Jul

Banjarmasin Post dan Bank Mandiri pada pertengahan April  lalu (16/4/2017), mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Prospek Batu Bara Kalimantan Selatan (Kalsel) Kini dan Masa Depan. Dalam diskusi ini, dibahas berbagai fakta keadaan terkini dan prospek industri emas hitam Kalsel kedepan.
Para pemangku kepentingan yang hadir seperti dari Pemerintah Kalsel, pelaku industri tambang, perbankan, serta otoritas perekonomian termasuk Bank Indonesia serta OJK, sangat memahami akan sifat sumber daya ini yang nantinya akan habis. Sehingga semua memaparkan berbagai solusi terkait Kalsel yang akan datang tanpa batubara.
Kabid Ekonomi Bappeda Provinsi Kalsel Riza Rosyadi mengungkapkan, sampai saat ini, sektor tambang masih menjadi penopang utama ekonomi kalsel yang berpenduduk di atas 4 juta jiwa ini. Secara bertahap, sektor tambang akan diturunkan sedikit demi sedikit dan meningkatkan sektor lainnya dalam memacu pertumbuhan.
“Wisata menjadi salah satu postensi yang dapat dikembangkan. Meski harus diakui, berbagai tantangan dan keterbatasan masih menjadi kendala utama. Ini yang secara bertahap terus diperbaiki oleh Pemerintah Kalsel,” jelas Riza.
Senada dengan Riza, Kabid Mineral dan Batu Bara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalsel Gunawan Hardjito juga mengungkapkan mulai dibatasinya produksi batubara. Ini dilakukan agar usia pertambangan di Kalsel dapat lebih panjang.
“Setidaknya masih ada 317 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara, terdiri dari 17 izin eksplorasi dan 300 izin operasi produksi. Namun dari 300 pemegang izin operasi, tinggal 80 pemegang IUP yang masih beroperasi. Ini merupakan hasil dari penertiban di sektor pertambangan Kalsel,” ungkap Gunawan di Best Western Kindai Hotel Banjarmasin.
Satu diantara pembicara pada FGD ini Kepala Tehnik Pertambangan PT Tunas Inti Abadi (TIA), Hari Sutikno, selaku salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di Kalsel. Dia menjelaskan langkah yang dilakukan TIA untuk lakukan pemulihan lingkungan pasca tambang.
Guna menduku sektor wisata, TIA juga mulain mengembangkan daerah tujuan wisata pasca tambang. Jalur pelayaran angkutan batu bara TIA, dikembangkan menjadi wadah tranplantasi terumbu karang.
"Untuk menggarap potensi wisata pascatambang, kami juga sudah membangun empat gugusan terumbu karang, di antaranya di Angsana. Kami juga mengambangkan Tiwingan denga melakukan Rehabilitasi kawasan yang juga dapat dijadikan destinasi wisata. Selain itu, berbagai program Pemberdayaan Masyarakat juga berupaya membangun potensi lokal seperti tektil atau tenun khas kalimantan dengan pewarna alami. Ini bisa jadi oleh-oleh ramah lingkungan,” jelas Hari di hadapat para hadirin.
Usai FGD, Pemimpin Redaksi Banjarmasin Post Musyafi’ mengungkapkan FGD ini merupakan awal dari sebuah pencarian ide untuk pembangunan Kalsel ke depan. Diharapkan, ke depan akan terjadi lagi dialog-dialog seperti ini dan dapat diimplementasikan di lapangan, tidak hanya retorika semata.