• in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

Media

ABM Investama Fokuskan Proyek Tambang Batu Bara Aceh
19 Jan

JAKARTA – PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan tetap fokus untuk menumbuhkan bisnisnya dengan menitikberatkan prioritas pada beberapa aspek utama di tahun ini dan ke depannya, termasuk merampungkan proyek tambang batu bara Aceh untuk beroperasi secara komersial, optimalisasi bisnis kelistrikan melalui ekspansi di bisnis pembangkit listrik serta penguatan sinergi di antara anak usaha untuk memperkuat pendapatan perusahaan.

Tahun ini, perseroan akan fokus untuk merampungkan proyek batu bara terintegrasi di Aceh yang ditargetkan untuk dapat beroperasi secara komersial di bulan Agustus–September 2014.

Direktur ABMM Yovie Priadi mengatakan, tambang batu bara ABMM merupakan tambang batu bara terbesar di Aceh dengan cadangan sekitar 169 juta ton batu bara menurut perhitungan JORC 2011.

Pihaknya menargetkan produksi awal batu bara sebesar 7,5 ton per tahun segera setelah beroperasi secara komersial dan akan meningkatkan target produksi secara bertahap.

“Tambang batu bara kami di Aceh merupakan pioneer dengan produksi skala besar,” kata Yovie usai RUPST di Jakarta, Senin (19/5/2014).

Dia melanjutkan, seluruh rantai produksi proyek tambang batubara di Aceh melibatkan anak usaha ABMM. Hal ini merupakan bukti dari sinergi ABMM secara grup yang dilakukan secara prudent, efektif dan efisien.

Selain komersialisasi bisnis batu bara di Aceh, ABMM juga akan memperkuat bisnis kelistrikan dengan menargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 300–500 MW dalam 3-5 tahun melalui strategi pertumbuhan organik dan anorganik.

Berdasarkan data dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata hingga 8,5%.

Selama periode 2013-2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik sebesar 60 Giga Watt (GW), 58.000 kilometer sirkit (kms) jaringan transmisi dan gardu induk sebanyak 134.000 mega volt ampere (MVA).

Sementara, saat ini, rasio elektrifikasi di Indonesia hanya sekitar 80%. Sedangkan untuk bisnis kontraktor, ABMM melihat peluang untuk penetrasi ke sektor non-tambang seperti konstruksi, infrastruktur serta minyak dan gas bumi.

Menurutnya, penjajakan di sektor tersebut merupakan bagian dari strategi ABMM dalam mengoptimalkan penggunaan alat-alat berat yang secara finansial akan mendorong pendapatan Perseroan. 

"Dengan mengoptimalkan aset alat berat ini, kami berharap dapat memanfaatkan peluang bisnis di sektor konstruksi, infrastruktur dan migas yang terus berkembang di Indonesia,” paparnya.

Dia mengatakan, strategi ini akan memberikan tambahan pendapatan yang menguntungkan perseroan, sekaligus akan memperluas peluang sinergi yang lebih solid untuk anak-anak usaha ABMM ke depannya.

Menurut dia, sebagai pemain jangka panjang di sektor energi yang mengutamakan pertumbuhan bisnis berkesinambungan, fokus perseroan adalah membangun fondasi yang kuat untuk memastikan bisnis ABMM dapat menciptakan nilai perusahaan yang maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk investor dan pemegang saham. 

Sumber: Sindonews