Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Kelulut Honey from Mangkalapi
13 Sep

(Only in Bahasa) Desa Mangkalapi merupakan Desa yang memiliki areal hutan terluas yang berada si kawasan operasional Tunas Inti Abadi (TIA). Komposisi tanaman hutan di daerah ini sangat beragam jenisnya. Desa ini juga memiliki beragam tanaman buah dan dikelilingi perkebunan kelapa sawit  di sekitar pemukiman masyarakatnya. 

Berbagai potensi yang dimiliki desa ini, mendorong TIA untuk melakukan budidaya lebah madu kelulut. Dengan hutan yang dimiliki, koloni lebah ini banyak terdapat pada pohon–pohon di hutan sehingga untuk perbanyakan di wilayah Mangkalapi sangat dimungkinkan. Awalnya, TIA berencana mengembangkan ternak lebah Serena, lebah madu hutan asli Kalimantan yang menghasilkan madu dengan rasa manis. Rencana ini kemudian dikaji dengan diskusi dan studi banding. 
Studi banding kemudian dilakukan bersama perwakilan masyarakat Mangkalapi ke Kelompok Tani Makmur Jaya Abadi di Desa Tegala Langsat, Tanah Laut. Di sini, Ketua Kelompok Tani, Yamani menyarankan agar mengembangkan lebah madu kelulut atau dengan nama Latin Hetera  Trigona Itama. Lebah madu kelulut dianggap mudah dalam proses budidaya dan perbanyakan. Ini sangat baik jika bertujuan untuk pembembangan perekonomian masyarakat. 
Setelah itu, TIA menyediakan 10 sarang lebah buatan atau dikenal dengan sebutan stup lebah madu. Stup kemudian didistribusikan ke Pemerintah Desa Mangkalapi. Ini sebagai wadah belajar bagi masyarakat dalam melakukan proses budidaya. 
Tidak perlu menunggu lama, masyarakat  Mangkalapi sudah melakukan panen perdana sebanyak 6 stup. Dari 6 stup, petani lebah dapat menghasilkan 350 ml madu. Panen perdana ini disambut dengan antusian warga. Kepala Desa Mangkalapi, Sahrani memimpin langsung panen perdana di desa. Sahrani menyampaikan rasa senang dan syukurnya karena telah mendapatkan program yang sangat bermanfaat. Program ini sangat berarti bagi peningkatan pendapatan masyarakat Mangkalapi. Ia juga mendorong masyarakat untuk belajar budidaya lebah ini. 
Madu lebah kelulut memiliki rasa yang asam bercampur manis. Madi ini memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sehingga sangat baik dikonsumsi untuk  mencegah dan menyembuhkan batuk flu, demam, sambelit, kolestrol dan lainya. 
Manfaat ekonomi yang paling terasa adalah harga jualnya yang bisa mencapai Rp.350.000 setiap liternya. Program ini memiliki potensi keberhasilan yang tinggi. Sebab, lebah mencari nektar sendiri sehingga modah hanya dibutuhkan di awal saja. Selanjutnya, petani tinggal memetik hasil panen setiap bulannya. TIA berharap, budidaya lebah madu kelulut ini dapat berkembang dan menjadi salah satu komoditas andalan yang berasal dari Mangkalapi.