Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Summarizes Sustainability in Reports
19 Jan

(Only in Bahasa) ABM Investama dan anak usaha akan menyusun Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report – SR) pada 2018 sebagai komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Penyusunan ini juga sebagai media monitoring dan evaluasi berbagai program internal terkait dengan keberlanjutan perusahaan.

Dalam rangka memersiapkan hal itu, ABM Investama menggelar sertifikasi penyusunan SR yang diikuti oleh jajaran ABM dan juga anak usahanya, termasuk Reswara. Sertifikasi ini digelar selama 2 hari, 29-30 Nov 2017 yang bertempat di Tiara, gedung TMT 1.

Pemateri dari National Center for Sustainability Reporting, Ali Darwin memaparkan bahwa ke depan, semua perusahaan akan diwajibkan menyusun SR, terutama Perusahaan Terbuka (Listed Company) dan sektor finasial seperti perbankan. Secara bertahap, lembaga Otoritas Jasa Keuangan sudah mengarah ke sana.

“Sebenarnya berbagai peraturan sudah mewajibkan hal ini, mulai dari Undang-undang Perseroan Terbatas, sampai undang-undang terkait mineral dan batubara. Namun yang lebih penting adalah, ketika kita menjadi bagian dari bisnis global, lambat laun SR akan menjadi syarat dalam hubungan kerjasama. Sebab bagi negara maju, ini sudah menjadi pertimbangan bisnis,” jelas Ali yang
menggambarkan  pentingnya SR.

SR tidak mungkin disusun tanpa adanya program atau aksi yang nyata di lapangan. Sebab dasar penyusunannya tentu kondisi aktual di perusahaan. Oleh karenanya, dengan adanya SR yang menjadi laporan terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak, menjadi pagar atau pengawas dari setiap aksi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

“Mungkin perusahaan sudah melakukan banyak hal terkait keberlanjutan. Namun terkadang pendokumentasiannya atau penyusunan laporannya belum tersistematis. Sistematika laporan sangat penting agar memiliki standar yang baik,” tambahnya.

Selama 2 hari, NCSR membekali para peserta dengan standarisasi SR sesuai dengan Global Reporting Initiative. Standar ini digunakan secara Internasional terhadap penyusunan SR yang merangkum pelaksanaan CSR berdasarkan ISO 26000.

Reswara sendiri, sejak awal 2017 sudah mulai melakukan sosialisasi dan verifikasi serta berbagai workshop terkait dengan ISO 26000. Dengan adanya sertifikasi penyusunan SR ini, berbagai aktifitas CSR di lingkungan Reswara dapat dilaporkan dengan baik dan memiliki standar yang jelas.

SR menjadi Trend
Berdasarkan data yang didapat dari Global Reporting Initiatives (GRI), per Februari 2016 terdapat sebanyak 85 perusahaan yang telah membuat dan mempublikasikan laporan mereka. Untuk tahun 2015 total laporan yang telah dipublikasikan sebanyak 63 laporan, dimana kenaikan dari tahun sebelumnya (2014 ke 2015) lebih tinggi dibandingkan kenaikan tahun 2013 ke 2014.

Pelaporan keberlanjutan ini menunjukan tren positif, dimana tiap tahun jumlah perusahaan yang membuatnya semakin bertambah. Dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Indonesia sangat baik setelah Thailand. Dibandingkan dengan negara asia tenggara lainnya Thailand dan Indonesia menjadi negara yang membuat pelaporan berkelanjutan terbanyak. Berikut adalah tabel perbandingan jumlah perusahaan di Asia Tenggara yang melakukan pembuatan SR dan disclosure ke Global Reporting Initiative. Data yang ditampilkan merupakan data per Februari 2016.