Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

60+ Prime in Reswara Group
13 Sep

(Only in Bahasa) Puncak peringatan kampanye "Earth Hour" di Reswara Group ditandai dengan pemadaman listrik di wilayah operasional Tunas Inti Abadi (TIA) di kalimantan Selatan. Pemadaman dilakukan dengan mematikan generator utama di tambang dan pelabuhan. Dampaknya, seluruh fasiltas kantor, penginapan, dan kantin gelap gulita baik di tambang maupun di pelabuhan.

Pemadaman dimulai pada Sabtu malam, 25 Maret 2017 pukul 20.30 waktu setempat selama satu jam. Terpusat di lapangan olah raga asrama karyawan TIA, puluhan karyawan mengikuti acara peringatan Earth Hour. Lilin yang diatur membentuk angka 60+ dan cahaya-cahaya hiasan glow in the dark menjadi pemadangan ditengah gelap gulitanya area perusahaan.
Wakil Kepala Teknik Tambang TIA Irfan Tri Yunanto dalam sambutannya mengatakan, peringatan Earth Hour yang dilaksanakan dilokasi operasi perusahaan merupakan cara perusahaan mengajak seluruh karyawan untuk menghargai lingkungan.
"Dengan memeringati Earth Hour, kita harus menghargai bumi yang telah kita tempati, dan kita patut menjaga demi generasi mendatang," ujarnya di hadapan karyawan tambang dan pelabuhan TIA.
Irfan menegaskan, pengurangan penggunaan aliran listrik dalam Earth Hour kali ini adalah untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari hasil pembakaran solar pada generator listrik.
"Kampanye ini tidak sekedar pada mala mini saja. Penghematan energy harus dilakukan setiap saat dimanapun. Itu adalah makna + (plus) dari angka 60+," jelasnya.
Menurutnya, kepedulian akan lingkungan terutama penghematan energi listrik harus terus ditingkatkan. Sebab, ancaman pemanasan global semakin terasa dengn meningkatnya suhu bumi beberapa tahun terakhir.
"Saat ini sudah susah melihat embun di pagi hari, kalau dahulu mudah menemukan embun di pagi hari, ini karena bumi suhunya meningkat atau disebut pemanasan global, dengan kegiatan ini harus menghemat energi untuk generasi mendatang," pungkasnya.
Selama satu jam, ditengahnya gelapnya malam yang hanya diterangi cahaya liling berbentuk 60+, para karyawan bernyanyi bersama yang diiringi akustik dari grup musik TIA. Semua tampak gembira. Tepat pada 21.30 Wita, listrik kembali menyala. Hujan rintik pun langsung turun membasahi bumi. “Bumi langsung menangis haru karna kita menghargainya”.