Social Responsibility

 

  • in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

CSR

Acacia Charcoal
13 Sep

(Only in Bahasa) Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut) Kementerian Lingkungan dan Kehutanan kembali membawa misi inovasi ke Tunas Inti Abadi (TIA). Kali ini, tim yang dipimpin oleh Djeni Hendra bersama teknisi Mahpudin membuat tungku untuk pembuatan arang dan asap cair pada 26 April-8 Mei 2017 lalu.

Salah satu latar belakang penelitian ini adalah potensi akasia yang sangat tinggi di wilayah operasional TIA. Akasia di wilayah TIA, awalnya merupakan tanaman dari hutan tanaman industri (HTI), sebelum berubah menjadi kawasan pertambangan. Tanaman ini tumbuh cepat dan bersifat invasif meski tidak dilakukan penanaman. Selama ini, akasia hanya dimanfaatkan sebagai tanaman cepat tumbuh dan kayu bakar.
Oleh karena itu, TIA dan Puslitbanghut mencoba menggali berbagai manfaat yang dapat diambil dari Akasia. Salah satunya adalah dengan menjadikannya arang. Arang hasil pemanfaatan Akasia dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar kolesterol, kosmetik, penjernih air, penghilang bau dan pelembab ruangan, bahan bakar terbarukan serta untuk meningkatkan pH tanah dan air.
Pada kunjungan pertama ini, tim yang dibantu kru enviro 3 orang membuat tungku arang. Pembuatan tungku arang menggunakan bahan utama tanah liat, pasir, batu bata, batu pondasi dan semen. Kapasitas tungku yang dibuat sebesar 3 m3.
Pembuatan tungku arang ini tidaklah mudah. Dengan mengadopsi ilmu nenek moyang dulu, tim harus gigih dan ulet serta sabar. Setelah tungku benar-benar kering atau berkisar 1 bulan lamanya, direncanakan pemasangan destilator untuk menyuling asap cair. 
Asap cair nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengawetan kayu dan makanan, bahan pengendali hama dan jamur tanaman, serta berfungsi untuk obat sakit perut dan konon katanya baik untuk perawatan kulit.