• in-01
  • wordpress slider plugin
  • in-04
in-011 in-022 in-033

Media

Coal Price Rises, Reswara Increases Production
31 Oct

(Only in Bahasa) BANJARMASIN, KOMPAS.com -Direktur Utama PT Reswara Minergi Hartama Feriwan Sinatra mengatakan, pada 2017, harga batu bara meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan adanya momentum kenaikan harga batu bara tersebut, Reswara akan menggenjot produksi tambang batu bara di dua lokasi yakni Aceh dan Kalimantan Selatan.

"2017 kami mencoba memanfaatkan harga batu bara yang lagi membaik dengan meningkatkan produksi terutama di tambang Sumatera (Aceh)," ujar Feriawan di Banjarmasin.

Ia mengungkapkan, saat ini pangsa pasar batu bara lebih kepada jenis batu bara yang memiliki kalori rendah. "Saat ini ada peningkatan pasar untuk batu bara kalori rendah. Dahulu kalori yang rendah sulit dipasarkan, sekarang permintaan kalori rendah sudah banyak karena yang kalori tinggi jumlahnya sudah terbatas dan akan berkurang," jelasnya.

Menurut Feriawan, pasar batu bara dalam negeri rata-rata meningkat 15 persen per tahun. "Proyek listrik pemerintah 35.000 mega watt akan lebih meningkatkan permintaan batu bara," ungkapnya.

Selain pasar dalam negeri, Reswara juga membidik pasar-pasar baru konsumen batu bara terutama negara berkembang di kawasan Asia Tenggara.

"Kami lihat negara-negara berkembang di ASEAN, seperti Vietnam yang akan buka banyak Pembangkit Listrik Tenaga Uap, sehingga harapannya pasarnya makin banyak," ungkapnya.

PT Reswara Minergi Hartama pada tahun 2017 menargetkan akan memproduksi batubara hingga 8,3 juta ton dari dua lokasi tambang di Aceh dan Kalimantam Selatan.

PT Reswara Minergi Hartama (Reswara) melalui anak usahanya PT Tunas Inti Abadi (TIA) memiliki konsesi tambang di Kalimantan Selatan dengan area seluas 3.085 hektar dan diperkirakan memiliki 52 juta metrik ton cadangan batu bara dan 106 juta metrik ton sumber daya batu bara.

Sumber: Kompas